Kamis, 04 Desember 2014

Bocah kok suka bahasa hewan

OBaru malam ini saya bisa nulis mau melepaskan kegelisahan hati, bagaimana tidak gelisah & marah saat mendengar satu anak yang mengeluarkan kata "bangsat" dan "bajingan" begitu mudah. Awal mulanya anak-anak SD kelas 3 pulang sekolah, mereka bermain dijalan kecil depan rumah. Keponakan saya juga ikut bermain, mereka bermain lempar sandal dengan satu target. Saya sie senang mereka bermain diluar, gak dirumah melulu mainan Clash Of Clan di hape android masing-masing.

Saat asyik bermain situasi mulai seru, ada satu anak dengan entengnya ngomong "bangsat ikam tu" kadang "banjingan ....." aduh kuping saya mulai gak enal nie. Apalagi saya kerja dirumah butuh mikir denger begituan jadi risih. Saya pun memperhatikan keponakan saya yang kecil, jangan sampai dia ikutan ngomong kasar. Karena kalimat itu sering terucap akhirnya saya gak tahan lagi lalu keluar, setengah marah saya berteriak ke ponakan saya "dika... Kamu kalo main jangan ikutan ngomong kasar, ku tampar nanti mulutmu... Kalian kalo main jangan ngomong kasar... Sekolah baik-baik ngomong kasar" bener-bener jengkel saya. Mereka satu sekolahan yang sama, di sekolah swasta yang agamanya kuat masa guru gak perhatikan ada anak ngomong sadis gitu, ato ortunya gak memperhatikan hal itu. Simbahnya... Bapak saya ikutan memperingatkan kedua cucunya, adik saya pun, ibunya mereka juga dikasih tau.

Saya gak habis pikir dengan generasi sekarang, dimana mereka begitu mudah mendapatkan informasi tanpa sensor. Meniru apa yang ada di televisi lalu mengikuti tanpa ortu mereka memperhatikan. Zaman saya kecil dulu klo satu kali saya ngomong kasar, lalu bapak mendengar pasti kena marah dan ditampar. Mungkin ini cuma satu anak saja yang kasar dan tidak semua, tapi apa ini gak berpengaruh buruk pada anak-anak yang lain?

Saat hal ini saya diskusikan ke bapakku, beliau mengatakan tidak ada orang tua mengajari anaknya jelek. Masalahnya mungkin orang tua kurang mengawasi perkembangan anak, apa yang dilihat anak, didengarkan dan dimainkan. Orang tua tidak bisa membayar sekolah lalu hasilnya bagus, anak bukanlah barang yang diserahkan pada guru lalu jadi bagus. Orang tua harus menjadi guru dirumah, agar anak kelak jadi baik. Jangan sampai omongan kasar anak justru menusuk diri sendiri... Daripada keponakanku terpengaruh buruk dari temannya yang bisa jadi dominan dalam pergaulan, akan lebih baik mereka ngendon dirumah main game dengan hape android mereka... Entahlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar