Selasa, 12 November 2013

Kisah Olin Sepulang Sekolah

Pada suatu ketika di Sekolah Dasar saat sekolah usai, semua murid2 sudah dijemput satu persatu. Sekolah mulai tampak sepi, guru2 pun sudah pulang. Hari semakin sore lalu turunlah gerimis, ada seorang guru bernama Ida belum pulang. Saat jam menunjukkan pukul 16.30 bu Ida mengemasi barangnya, saat hendak keluar ruang guru matanya menatap ke ujung pintu gerbang. Lalu didapatinya ada seorang murid perempuan duduk sambil membaca buku, dalam hati ia bertanya mengapa jam segini belum pulang. Sebagai guru yang baik ia kemudian menghampirinya dan bertanya 
"namamu siapa?" Anak itu menjawab 
"Olin bu" sambil menutup bukunya. 
"Ayah ato ibumu akan menjemputmu?" Olin hanya tersenyum simpul & diam saja. Bu Ida kembali bertanya 
"punya hape buat telpon orang tuamu?" 
"Tidak punya" Olin menjawab sambil tersenyum. Di jaman seperti ini anak SD sudah biasa membawa hape, tapi tampaknya anak ini berbeda. Jika pun dilihat Olin bukan anak tidak mampu, dari tas yang dibawa juga bukan anak biasa, bu Ida memperhatikan gesture anak ini tidak seperti anak kebanyakan. Olin kembali membuka buku lain, bu Ida menemani disampingnya sambil menatap rintik hujan. Saat jam mendekati pukul 17.00 bu Ida mulai kuatir karena Olin belun juga di jemput 
"Olin, bagaimana jika ibu antar pulang?" 
"Tidak usah bu, Olin pasti di jemput" tak berapa lama kemudian ada sebuah mobil memasuki gerbang lalu berhenti, dari dalam keluar seorang agak tua berpakaian rapi dengan postur tubuh tegap. Pria ini cukup tua untuk menjadi ayah bagi Olin, kali ini bu Ida ingin sekali memberi nasehat karena membiarkan Olin menunggu lama. 
"Kakek kok lama sie jemput Olin?" Bu Ida agak terkejut yang datang bukan ayahnya 
"maaf ya Olin sayang, tadi kakek nganter nenek ke Rumah Sakit mendadak" kemudian kakek memeluk Olin sambil memcium kedua pipinya. 
"Nenek sakit ya kek?" 
"Nenekmu sakit perut karena nyoba resep baru" bu Ida kemudian menyela 
"maaf, saya bu Ida salah guru di sekolah ini, kalo boleh tau kenapa bukan orang tuanya yang menjemput?" Seketika itu wajah kakek sedikit berubah lalu menatap ke arah Olin sambil menghela nafas 
"ayah & ibu Olin ada di...." belum selesai Olin berkata kakek menyelanya sambil mengusap rambutnya 
"kakek saja yang menjelaskan ya sayang" Olin mengangguk. Dengan sedikit menarik nafas kakek menatap wajah bu Ida 
"maaf bu, ini bukan hal mudah untuk dijelaskan, awalnya sulit bagi kami semua untuk mengatakan pada cucu kami saat ia bertanya kemana ayah & ibunya, bukan hal gampang pula bercerita saat Olin mendapatkan cerita dari yang dia dengar..." kakek berhenti sejenak sambil menatap Olin, Olin hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala agar kakeknya meneruskan ceritanya 
"... ibunya tiada saat melahirkan Olin sedangkan ayahnya kecelakaan saat pulang tugas menuju RS..." bu Ida sangat terkejut mendengar itu, bukan hal mudah bagi Olin menerima kenyataan dalam umurnya yang masih kecil. Rasanya ingin menangis karena ia tau bagaimana rasa kehilangan, bu Ida berusaha menahan air matanya sambil sedikit berjongkok ia berkata 
"maafkan ibu tidak tau semua ini" kemudian ia memeluknya, Olin memeluk erat tubuh bu Ida, ada rasa hangat mengalir ke tubuh bu Ida 
"Ibu tidak usah kuatir, ayah & ibu Olin menjagaku dari surga sebagai malaikat pelindung Olin" 
tak berapa lama kemudian setelah berpelukan Olin menggandeng tangan kakeknya. Bu Ida melihat dari belakang punggung mereka, dalam bayanganya Olin seperti lebih besar sedang berjalan bersama kakeknya. Dilihatnya ke arah langit dalam hati 
"ayah... ibu.... mungkin kalian sudah bertemu dengan orang tua Olin, maafkan Ida belum bisa menjadi ibu dan guru yang baik seperti kalian... aku akan berusaha lebih memperhatikan lagi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar