Kamis, 01 Agustus 2013

Rahasia Nana di Hari Ibu

     
    Nana pulang sekolah bergegas masuk rumah sambil memanggil-manggil ibunya "ibu.. ibu.. ayah sudah pulang belum?" Tanya Nana "ya belum lah Na... nanti sore baru pulang kerja, ada apa sie kok nyari ayahmu?" Tanya ibu "hmmm... rahasia" Jawab Nana "eh... kok main rahasia-rahasian sama ibu" Tanya ibu lagi "ibu mau tau aja sie rahasianya" jawab Nana sambil tersenyum ala Girl Band Korea lalu masuk kamarnya "Naaa... jangan lupa kerjakan Pe eR ya..." Kata ibunya mengingatkan "iya bu... " sahut Nana dari dalam kamarnya.           
     Sore itu ayah pulang dari kerja, baru saja ia duduk di sofa ruang tamu hendak minum teh buatan ibu, tiba-tiba Nana belari dari kamarnya lalu memeluk ayahnya sambil membisikkan sesuatu ke telinga ayah, ibu yg duduk disebelah ayah berusaha mendengarkan dengan memiringkan tubuhnya ke ayah. Nana yang mengetahui hal itu berujar "ibu... ini kan rahasia" kata Nana ke ibunya"ohh rahasia ya, ibu tidak boleh tahu ya?" Tanya ibu pada Nana"Iyalah…. Ayaaah yuuuk kita pindah kamar Nana aja ya…." Ujar sambil menarik tangan ayahnya menuju kamar, ayah hanya hanya tersenyum simpul ke arah ibu. 
     Wajah ibu tampak sedikit penasaran melihat mereka berdua, seribu pertanyaan bermunculan tentang rahasia putri semata wayangnya itu. Dari luar ibu hanya bisa melihat ayah duduk bersila di atas kasur bersama Nana, sesekali tampak ayah mengangguk-angguk seperti menyetujui ucapan Nana. Lalu tampaklah ayah & Nana saling bersalaman lalu meletakkan telunjuknya pada mulut mereka masing-masing seolah memastikan jika mereka tidak boleh membicarakan hal itu ke orang lain.       
     Hari sabtu ini ayah pulang kerja lebih awal dari biasanya, sore ini ayah janjian dengan Nana untuk pergi berdia ke supermarket. Nana tampak antusias menyambut ayah pulang, lalu mereka berangkat ke supermarket, sementara ibu menunggu rumah. Di  supermarket Nana mengeluarkan catatan kecilnya "ayah… ayah… nanti yang milih barangnya Nana yaaa…." Kata Nana "coba lihat itu catatan belanjaanmu" pinta ayah. Nana menyerahkan catatannya kepada ayah, ayah membacanya dan tersenyum.        
     Bak bergaya sepertinya ibunya, Nana berjalan didepan kereta yg didorong ayahnya. Sambil memegang catatan belanjaan Nana mengamat-amati barang-barang yang berjajar di rak, lalu ia mengambil sebatang coklat kesukaannya "ayah... Nana ambil ini ya?" Pinta Nana "lho kan gak ada di daftar belanjaan Nana" jawab ayah "pliss... boleh ya ayah... ini kesukaan Nana "ayah hanya tersenyum memandangi wajah putrinya semata wayang "ya boleh, apa sie yg gak buat Nana" kata ayah "Asyiiik... makasie ya ayah..." setelah selesai belanja Nana & Nana pun pulang, sampai dirumah ibu heran dengan 2 kantong plastik belanjaan yg dibawa "Lho Ayah belanja apa aja kok banyak?" Tanya ibu pada ayah, lalu nana menjawab dengan cepat "Rahasia deeeh..." ayah hanya tersenyum ke arah ibu sambil mengendipkan mata kanannya "iya deeeh... rahasia...." kata ibu sambil senyum2 kecil.       
     Minggu pagi jam 05.00 weker Nana sudah berdering, nana menggeliat sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Menarik selimutnya lalu melipatnya dan merapikan sprei tempat tidurnya, ibu Nana selalu memintanya untuk merapikannya saat bangun sebisa mungkin. Setelah itu nana keluar dari kamarnya perlahan-lahan, menuju kamar ayah dan ibunya, membuka pintu pelan sekali agar tak bersuara. Nana berjalan mengendap-endap mendekati ayahnya yang masih tertidur lalu berbisik"ayah bangun... ayo ayaaaah bangun..." ayah membuka matanya "Nana... sudah bangun ya..." jawab ayah berbisik "yuuuk yah... sekarang" bisik Nana  "Oh iya... ya..." sahut ayah. Lalu ayah dan nana berjalan mengendap-endap menuju dapur.              
     Bagai master chef terkenal Nana memakai celemek milik ibu, karena tubuhnya yang kecil jadi terlihat lucu. "Ayah bawang putih & bawang merahnya di iris atau diapakan?" Tanya Nana "di iris aja kecil-kecil... sekalian pake cabe, ibumu kan suka yg pedas" lalu ayah mengambilkan telenan, lalu meletakkan beberapa bawang merah, bawang putih dan cabai diatas telenan."biar nana yang kupas bawangnya ya" minta Nana "jangan... Nana kan belum mahir pakai pisau" Tolak Ayah "Boleh ya ayah… pelan-pelan nanti Nana kupasnya" rengek Nana "ya… harus hati-hati loh ya" ujar ayah "oke yah..." jawab Nana dengan mengacungkan jempolnyaTak beberapa lama setelah Nana mengupas bawang matanya mulai berair "ayah... kok bawangnya pedes di mata?" tanya nana sambil mengusap-usap matanya yg berair seperti menangis "iya itu karena bawang mengandung enzim dan senyawa sulfur, ketika di kupas terjadi reaksi kimia antara enzim dan senyawa sulfur yang menghasilkan gas volatile lalu bereaksi dengan udara menjadi sulphuric acide, karena ujung saraf mata kita sensitive saat terkena gas tersebut mata menjadi iritasi dan merangsang keluarnya air mata untuk melindungi mata" Ayah menerangkan pada Nana. 
     Nana hanya bisa mengangguk sambil mengusap air matanya dengan celemek. setelah selesai nana mengambil 2 buah telor, telor yg satu di masukkan ke mangkuk kecil kemudian di kocok sedangkan yg ke dua dimangkuk lain. Lalu ayah mengambil wajan meletakkan diatas kompor lalu menyalakan api serta mengaturnya dengan panas sedang. Setelahnya Nana mengambil mentega dan meletakkanya diatas wajan sampai meleleh, lalu memasukkan telor kocoknya di atas wajan dan menggorengnya diikuti bahan lain yg sudah disiapkan. Suasana dapur cukup sibuk pagi itu, sesekali ayah membantu Nana memasak yang tidak bisa dilakukannya. Setelah masakan selesai nana membuatkan teh kesukaan ibu, aroma teh melati cukup menyegarkan saat dihirup.       
     Setelah makanan jadi, ayah dan Nana menyiapkan diatas piring dengan sedikit hiasan dari tomat, timun, telor ceplok dan sosis, kemudian teh hangat aroma melati dalam teko keramik kecil siap pula disajikan. Sepiring nasi gorang, teh dalam teko dan gelasnya mereka letak diatas nampan, ayah membawa nampan tersebut menuju kamar ibu, nana begitu semangat membuka pintu kamar dan meloncat ke atas kasur sambil memeluk ibunya. Saat mata ibu terbuka ayah dan Nana berkata"selamat hari ibu....." Nana memeluk ibunya sambil mencium wajah  "terima kasih ya bu... selama ini sudah jagain nana, sayang sama nana... aku sayaaaang sama ibu" peluk Nana dengan manja"terima kasih Nana... ibu juga sayang sama Nana "jawab ibu sambil mencium ke dua pipi Nana dan memeluknya "sebagai hadiah Nana buatin nasi goreng kesukaan ibu" kata Nana dengan rasa bangga "oh ya... mana?" Tanya ibu, lalu ayah membawakan nasi goreng ke arah ibu "selamat hari ibu ya sayang" ucap ayah sambil mencium keningnya "terima kasih ayah" jawab ibu kepada ayah “itu yang buat Nana loh…” kata Nana sambil memperhatikan wajah ibunya “terus ayah bantuin apa tadi di dapur” Tanya ibu “Ayah Cuma bantu dikit… hehehe… enak gak bu masakan Nana?” wajah Nana penasaran “hmmmm…. Enak gak ya???” goda ibu sambil memandang wajah putrinya yang penaran “enaaak kok sayang…. Nana sekarang sudah pintar masak rupanya” kata ibu sambil memasukkan beberapa sendok nasi goreng ke dalam mulutnya. “asyiiiiikkk…. Masakan Nana enak ayah, sekarang Nana gak kalah sama ibu kan” sahut Nana penuh kegembiraan "ibu nikmatin sarapannya di sini ya... ayah mau olah raga sedikit diluar sambil jalan-jalan dikompleks" kata ayah "aku ikut ayah ya bu..." kata Nana ke pada ibunya, ibu hanya menganggukkan kepala.
     Lalu Ayah dan Nana berjalan keluar, tiba-tiba Nana melompat ke punggung ayah minta gendong sambil tertawa “Tak Gendong kemana-mana… tak gendong kemana-mana…” Nana dan ayah menyanyikan lagunya mbah Surip yang terkenal beberapa waktu lalu. Tak lama ibu keluar kamar menuju dapur, dilihatnya dapur berantakan dan kotor, ibu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum. Dari jendela dilihatnya ayah dan Nana bermain kejar-kejaran sambil bersenda gurau, dalam hati ibu sangat mensyukuri semua anugerah yang diberikan kepadanya, kebahagian ini sungguh luar biasa. Perjuangan seorang ibu tak akan pernah usai tapi rasa letih lelah itu terhapus saat mendapatkan perhatian dari putri tercintanya dan melihat tawanya bersama ayah. Sungguh kebahagian dan cinta yg tak bisa dibeli oleh apapun juga di dunia... ya Tuhan aku mencintai dan menyayangi mereka bisik ibu dalam hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar