Jumat, 16 Mei 2014

Anak Bodoh (Bag. 1)

     
    Dulu sekitar tahun 80-an saat Sekolah Dasar ada seorang murid yang belum bisa membaca hingga kelas 2, setiap kali pelajaran membaca anak itu hanya menghapalkan tulisan pada halaman yang akan pelajari esoknya. Waktu itu pelajaran membaca sangat sederhana, hanya membaca kalimat "Ini Budi" "Ini Kakak Budi" "Ini Ibu Budi" dan seterusnya. Dikelas 2 SD pelajaran membaca semakin berkembang dengan bertambahnya kalimat yang dibaca, si anak ini tetap menghapal dari rumah seperti yang diajarkan oleh orang tuanya, mungkin karena belum menemukan metode tepat agar bisa paham membaca huruf menjadi kalimat.
     Hingga pada suatu waktu, bu guru menyuruh si anak ini membaca di halaman yang berbeda, halaman dimana dia belum menghapal tulisan disitu. Dengan gugup anak itu berusaha membaca, tentu saja dia menjadi panik. Dengan lugunya dia membaca seperti yang sudah ia hapalkan. Teman sebangkunya membisikkan kalimat yang benar, tapi tetap saja ketahuan oleh bu guru, bisa ditebak guru itu pun memarahinya karena sampai kelas 2 masih belum bisa membaca. Sebagian murid lainnya ada yang menertawakan karena dianggap bodoh, ada yang lain memberikan cara agar bisa membaca, yaitu menghapal huruf sampai 30 kali.
     Dengan rasa malu anak pulang ke rumah, lalu ia mencoba mempraktekan apa yang diajarkan temannya. Ia terus menghapal huruf demi huruf sambil memandang bentuk hurufnya lalu menuliskannya seperti biasanya, lalu ia melihat buku bacaan sambil mengulang hapalan yang sudah pernah ia pelajari. Sambil memejamkan mata ia menghapal huruf demi huruf dan diulang-ulang mungkin lebih dari 30 kali, kemudian ibunya datang sambil membawa kepala ayam, entah dengan maksud apa ibunya bilang kata orang dengan makan otak ayam bisa membantu lekas pintar. Si anak sebenarnya jijik tapi demi bisa membaca dan tidak mau malu lagi akhirnya ia memakan kepala ayam beserta otaknya, setelah selesai ia kemudian mencoba membaca kembali tulisan dibukunya. Mungkin karena sugesti dari ibunya seketika itu pula ia bisa memahami tulisan yang dimaksud, setengah tidak percaya ia lalu mengambil buku lain dan membaca halaman baru. Ia langsung berteriak kegirangan karena ia bisa membaca dan berteriak kepada ibunya kalo ia bisa membaca, si ibu hanya tersenyum senang karena anaknya sudah bisa.

Kadang kita berusaha mencapai suatu tujuan dengan cara yang kita bisa dan mampu tapi bagi orang lain cara itu tidaklah cukup, lalu kita berusaha meningkatkan kemampuan diri agar mampu mencapai tujuan. Bisa saja hal tak terduga bisa menjadi motivasi kuat agar kita bisa berkembang secara cepat, bantuan dari orang lain sekecil apapun akan sangat bermanfaat. Jika pun kita masih dalam perjalanan mencapai tujuan kemudian banyak orang yang melewati langkah kita, menertawakan atau pun meremehkan langkah kita, jangan patah semangat jadikan semua itu bahan bakar tambahan untuk lebih baik. Dan percayalah kita pasti mampu bahkan melewati mereka yang sudah mendahului langkah kita, selama masih ada waktu masih banyak jalan untuk menang.